Kanit Binmas Polsek Pajangan Aiptu Samija menghadiri acara pengajian peringatan Khaul Pangeran Diponegoro ke 188 di Mushola Diponegoro komplek Obyek Wisata Goa Selarong Dusun Kembangputihan Guwosari Pajangan Bantul, Minggu malam (7/1/2018).
Hadir dalam kegiatan ini Bapak Agus Subagyo Anggota DPRD DIY, Camat Pajangan Yulius Suharta S.Sos M.Si, Lurah Desa Guwosari H. Muh.Suharto, KH. Tamam Ismail dari Kediri Jawa Timur, Ketua Paguyuban trah Pangeran Diponegoro Roni Sodewo, Serda Suratmin dan Serda Nur Wahyudi Koramil 18/Pajangan, Takmir Mushola Pangeran Diponegoro Bpk. Munaji, Dukuh Kembangputihan Sulisman, koordinator Unit Pelayan Kerja (UPK) Obyek Wisata Goa Selarong Dinas Pariwiaata Kuswanto, toga, tomas, warga Dusun Kembangputihan dan Sekitarnya.
Dukuh Kembangputihan Sulisman mewakili panitia mengatakan pengajian ini dalam rangka Khaul Pangeran Diponegoro yang ke 188 dan secara rutin dilaksanakan oleh warga Dusun Kembangputihan dari tahun ke tahun. Terima kasih tak terhingga kepada Beliau Pangeran Diponegoro yang telah berjuang melawan penjajah sehingga dapat mewujudkan Kemerdekaan Indonesia. Semoga mendapat tempat yang layak disisi Alloh SWT.
Yulius Suharta Camat Pajangan menuturkan kami selaku pemerintah Kec. Pajangan mengapresiasi atas dilaksanakan Khaul Pangeran Diponegoro sampai dengan yang ke 188, dan dilaksanakan terus menerus setiap tahun dan semoga dapat membuat barokah dan manfaat bagi masyarakat sekitar. Saya pribadi mengenal Goa Selarong maupun Pangeran Diponegoro sejak sekolah dasar karena tidak jauh dari wilayah Pandak. Kami bersekolah dan melaksanakan Pramuka diwilayah ini. Baik sekali pelaksanaan Khaul ini dikarenakan dapat mengingatkan dan menjadi pembelajaran kepada anak cucu kita tentang perjuangan Pangeran Diponegoro yang telah rela melawan penjajah bersama sama dengan masyarakat, maka dari itu Pemerintah sangat mengakui perjuangan pangeran Diponegoro dapat dilihat banyak jalan menggunakan nama pangeran Diponegoro, nama Universitas, Museum danBahkan Kodam IV Diponegoro. Semoga masyarakat dapat melestarikan Khaul Pangeran Diponegoro kedepan untuk memelihara keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia dengan Bhineka tunggal ika.menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat, katanya.
DPRD DIY Agus subagyo menjelaskan peringatan kematian ataupun Khaul Pangeran Diponegoro ini menjadikan Goa Selarong, Dusun Kembangputihan, Desa Guwosari dan Kecamatan Pajangan dikenal sebagai basis atau pusat pergerakan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah. Kita sebagai penerus dapat mengambil hikmah dengan melestarikan kegiatan seperti ini.
Sambutan Ketua paguyuban trah Pangeran Diponegoro Roni Sodewo menuturkan Keturunan Pangeran Diponegoro memiliki anak 22 dari 8 istri, Goa Selarong in bukan sebagai tempat persembunyian tapi sebagai santri di Selarong, Pangeran Diponegoro apabila bulan puasa sebulan full di kembang Putihan, belajar Agama dan memperistri anak dari salah satu Kyai di Selarong. Kita dapat mengambil hikmah dari perjuangan Pangeran Diponegoro bahwa Kita tidak boleh mengambil Hal orang lain yang bukan miliknya. Bangsa yang besar adalah bangsa yg menghargai dan melestarikan tradisi budayanya sendiri dan sejarah seperti di Inggris, Jepang dan lainnya. Zaman sekarang di Indonesia sejarah dihilangkan dan menjadikan Negara Kita semakin terpuruk karena melupakan sejarah. Perbedaan peringatan Khaul 188 dan 162 riilnya wafatnya pangeran diponegoro adalah 162 dan 188 adalah yang terjadi Pangeran Diponegoro diasingkan Oleh belanda, maka masyarakat Selarong menganggap Pada saat itu telah tiada. Pangeran Diponegoro wafat Pada tahun 1855, imbuhnya.
Acara ditutup dengan Pengajian dan doa Oleh KH. Tamam Ismail dari Kediri Jawa Timur. Kegiatan selesai jam 23.30 Wib dan berakhir aman. (Sihumas Polsek Pajangan).
7.3-1-2018 Khaul Pangeran Diponegoro Ke 188 Di Goa Selarong
Hadir dalam kegiatan ini Bapak Agus Subagyo Anggota DPRD DIY, Camat Pajangan Yulius Suharta S.Sos M.Si, Lurah Desa Guwosari H. Muh.Suharto, KH. Tamam Ismail dari Kediri Jawa Timur, Ketua Paguyuban trah Pangeran Diponegoro Roni Sodewo, Serda Suratmin dan Serda Nur Wahyudi Koramil 18/Pajangan, Takmir Mushola Pangeran Diponegoro Bpk. Munaji, Dukuh Kembangputihan Sulisman, koordinator Unit Pelayan Kerja (UPK) Obyek Wisata Goa Selarong Dinas Pariwiaata Kuswanto, toga, tomas, warga Dusun Kembangputihan dan Sekitarnya.
Dukuh Kembangputihan Sulisman mewakili panitia mengatakan pengajian ini dalam rangka Khaul Pangeran Diponegoro yang ke 188 dan secara rutin dilaksanakan oleh warga Dusun Kembangputihan dari tahun ke tahun. Terima kasih tak terhingga kepada Beliau Pangeran Diponegoro yang telah berjuang melawan penjajah sehingga dapat mewujudkan Kemerdekaan Indonesia. Semoga mendapat tempat yang layak disisi Alloh SWT.
Yulius Suharta Camat Pajangan menuturkan kami selaku pemerintah Kec. Pajangan mengapresiasi atas dilaksanakan Khaul Pangeran Diponegoro sampai dengan yang ke 188, dan dilaksanakan terus menerus setiap tahun dan semoga dapat membuat barokah dan manfaat bagi masyarakat sekitar. Saya pribadi mengenal Goa Selarong maupun Pangeran Diponegoro sejak sekolah dasar karena tidak jauh dari wilayah Pandak. Kami bersekolah dan melaksanakan Pramuka diwilayah ini. Baik sekali pelaksanaan Khaul ini dikarenakan dapat mengingatkan dan menjadi pembelajaran kepada anak cucu kita tentang perjuangan Pangeran Diponegoro yang telah rela melawan penjajah bersama sama dengan masyarakat, maka dari itu Pemerintah sangat mengakui perjuangan pangeran Diponegoro dapat dilihat banyak jalan menggunakan nama pangeran Diponegoro, nama Universitas, Museum danBahkan Kodam IV Diponegoro. Semoga masyarakat dapat melestarikan Khaul Pangeran Diponegoro kedepan untuk memelihara keutuhan Negara kesatuan republik Indonesia dengan Bhineka tunggal ika.menjaga persatuan dan kesatuan masyarakat, katanya.
DPRD DIY Agus subagyo menjelaskan peringatan kematian ataupun Khaul Pangeran Diponegoro ini menjadikan Goa Selarong, Dusun Kembangputihan, Desa Guwosari dan Kecamatan Pajangan dikenal sebagai basis atau pusat pergerakan Pangeran Diponegoro dalam mengusir penjajah. Kita sebagai penerus dapat mengambil hikmah dengan melestarikan kegiatan seperti ini.
Sambutan Ketua paguyuban trah Pangeran Diponegoro Roni Sodewo menuturkan Keturunan Pangeran Diponegoro memiliki anak 22 dari 8 istri, Goa Selarong in bukan sebagai tempat persembunyian tapi sebagai santri di Selarong, Pangeran Diponegoro apabila bulan puasa sebulan full di kembang Putihan, belajar Agama dan memperistri anak dari salah satu Kyai di Selarong. Kita dapat mengambil hikmah dari perjuangan Pangeran Diponegoro bahwa Kita tidak boleh mengambil Hal orang lain yang bukan miliknya. Bangsa yang besar adalah bangsa yg menghargai dan melestarikan tradisi budayanya sendiri dan sejarah seperti di Inggris, Jepang dan lainnya. Zaman sekarang di Indonesia sejarah dihilangkan dan menjadikan Negara Kita semakin terpuruk karena melupakan sejarah. Perbedaan peringatan Khaul 188 dan 162 riilnya wafatnya pangeran diponegoro adalah 162 dan 188 adalah yang terjadi Pangeran Diponegoro diasingkan Oleh belanda, maka masyarakat Selarong menganggap Pada saat itu telah tiada. Pangeran Diponegoro wafat Pada tahun 1855, imbuhnya.
Acara ditutup dengan Pengajian dan doa Oleh KH. Tamam Ismail dari Kediri Jawa Timur. Kegiatan selesai jam 23.30 Wib dan berakhir aman. (Sihumas Polsek Pajangan).
7.3-1-2018 Khaul Pangeran Diponegoro Ke 188 Di Goa Selarong
Humas Polsek Pajangan tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE