Kapolsek Pajangan AKP Suyanto, S.H. menjadi pembina upacara bendera peringatan hari Pahlawan tahun 2016 Kec. Pajangan yang dilaksanakan di halaman pendopo Kec. Pajangan Bantul, Kamis 10 November 2016 jam 07.30 Wib.
Upacara bendera ini dihadiri oleh Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun, Sekcam Kec. Pajangan Bambang Yuliono, SE, Kepala Puskesmas Pajangan dr. Lucia Sri Rejeki, MPH, Koramil 18/Pajangan Pelda Parjangkung, Kepala UPT PPD Edy Susanto, S.Pd. MM, Kepala Sekolah SMPN 1 Pajangan Murjito, S.Pd, Kepala SMPN 1 Pajangan Drs Harjiman, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 3 Pajangan Ibu Martinah M.Pd, Lurah Guwosari H. Muh. Suharto, Lurah Triwidadi Slamet Riyanto dan Kepala KUA Pajangan Drs. Dalyono Warsito. Pasukan upacara terdiri dari PNS, Pamong, Dukuh, Karang Taruna, Pramuka, Pelajar SD, SMP, SMKN dan SMA di Pajangan sejumlah ± 200 orang.
Bertindak sebagai Perwira upacara Kanit Sabhara Ipda Suhirno, Komandan upacara Bhabinkamtibmas Desa Guwosari Bripka Supri Handono, SH, petugas pengibar bendera, paduan suara, pembaca UUD 1945 dan pembaca pesan-pesan Pahlwan dari SMPN 3 Pajangan serta.pembaca doa dari KUA Pajangan.
AKP Suyanto, S.H. dalam amanatnya membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa.
Setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebagai momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa, dengan menyalakan jiwa kepahlawanan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.
Peringatan tersebut didasarkan pada peristiwa "Pertempuran 10 November 1945" di Surabaya, sebagai pertempuran pertama dan terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dengan memakan korban jiwa yang sangat besar.
Peringatan Hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat kepahlawanan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, Semangat Kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif, kita butuh patriotisme yang lebih positif dan progresif. Patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing.
Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla hadir dengan menawarkan VISI transformatif: "Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong."
Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dafam tiga ranah, ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara aksereratif, berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Gerakan revolusi mental diharapkan bisa mendorong Gerakan Hidup Baru, dalam bentuk:
1. Perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, yang merintangi kemajuan.
2. Peningkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang baik.
Gerakan Hidup Baru adalah gerakan revolusi mental "untuk menggembleng manusia Indonesia ini menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali. Berjiwa api yang menyala-nyala."
Melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya dengan meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan kepada kita semua seperti : taqwa kepada Tuhan YME, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan sendiri serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera sebagaimana cita-cita para Pahlawan Bangsa. Dengan suatu tekad dan ketulusan untuk bersama-sama saling bahu-membahu dan dilandasi oleh makna dan nilai integritas, etos kerja dan gotong royong, maka saya yakin bangsa Indonesia dapat mengatasi berbagai permasalahan yang melanda, dan dapat menjadi bangsa "Pemenang" mampu bersaing dengan negara dan bangsa lain. Hal ini sejalan dengan Tema Hari Pahlawan 2016 yaitu "Satukan Langkah Untuk Negeri".
Tema ini juga mengandung pesan kepada kita semua untuk bersatu dalam kebersamaan dan kebersamaan dalam persatuan untuk mewujudkan cita-cita negeri yang kita cintai ini.
Pelaksanaan upcara bendera peringatan hari Pahlawan tahun 2016 di Kec. Pajangan berlangsung dengan khidmat. Hingga selesainya upacara berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Polsek Pajangan).
Album Foto : 10.2-11-2016 Upacara Hari Pahlawan Kec Pajangan Tahun 2016
Upacara bendera ini dihadiri oleh Camat Pajangan Dra. Sri Kayatun, Sekcam Kec. Pajangan Bambang Yuliono, SE, Kepala Puskesmas Pajangan dr. Lucia Sri Rejeki, MPH, Koramil 18/Pajangan Pelda Parjangkung, Kepala UPT PPD Edy Susanto, S.Pd. MM, Kepala Sekolah SMPN 1 Pajangan Murjito, S.Pd, Kepala SMPN 1 Pajangan Drs Harjiman, S.Pd, Kepala Sekolah SMPN 3 Pajangan Ibu Martinah M.Pd, Lurah Guwosari H. Muh. Suharto, Lurah Triwidadi Slamet Riyanto dan Kepala KUA Pajangan Drs. Dalyono Warsito. Pasukan upacara terdiri dari PNS, Pamong, Dukuh, Karang Taruna, Pramuka, Pelajar SD, SMP, SMKN dan SMA di Pajangan sejumlah ± 200 orang.
Bertindak sebagai Perwira upacara Kanit Sabhara Ipda Suhirno, Komandan upacara Bhabinkamtibmas Desa Guwosari Bripka Supri Handono, SH, petugas pengibar bendera, paduan suara, pembaca UUD 1945 dan pembaca pesan-pesan Pahlwan dari SMPN 3 Pajangan serta.pembaca doa dari KUA Pajangan.
AKP Suyanto, S.H. dalam amanatnya membacakan amanat Menteri Sosial Republik Indonesia Khofifah Indar Parawansa.
Setiap tanggal 10 November, Bangsa Indonesia memperingati Hari Pahlawan, sebagai momen reflektif untuk memberi makna atas pengorbanan para pahlawan kusuma bangsa, dengan menyalakan jiwa kepahlawanan dalam perjuangan mengisi kemerdekaan.
Peringatan tersebut didasarkan pada peristiwa "Pertempuran 10 November 1945" di Surabaya, sebagai pertempuran pertama dan terbesar antara pasukan Indonesia dengan pasukan asing setelah proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945, dengan memakan korban jiwa yang sangat besar.
Peringatan Hari Pahlawan harus mampu menggali apinya, bukan abunya. Dengan meminjam ungkapan Bung Karno, semangat kepahlawanan itu adalah semangat rela berjuang, berjuang mati-matian dengan penuh idealisme dengan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
Setelah Indonesia merebut kemerdekaannya, Semangat Kepahlawanan tidak cukup hanya dengan mempertahankan patriotisme defensif, kita butuh patriotisme yang lebih positif dan progresif. Patriotisme sejati bukan sekadar mempertahankan melainkan juga memperbaiki keadaan negeri. Untuk keluar dari berbagai persoalan bangsa hari ini, patriotisme progresif dituntut menghadirkan kemandirian bangsa tanpa terperosok pada sikap anti-asing.
Pemerintahan Presiden Jokowi dan Wakil Presiden H.M. Jusuf Kalla hadir dengan menawarkan VISI transformatif: "Terwujudnya Indonesia yang berdaulat, mandiri dan berkepribadian berlandaskan gotong-royong."
Dalam kerangka mewujudkan visi tersebut telah dirumuskan sembilan agenda prioritas pemerintahan ke depan yang disebut NAWA CITA. Kesembilan agenda prioritas itu bisa dikategorisasikan ke dafam tiga ranah, ranah mental-kultural, ranah material (ekonomi) dan ranah politik. Pada ketiga ranah tersebut, Pemerintah saat ini berusaha melakukan berbagai perubahan secara aksereratif, berlandaskan prinsip-prinsip Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Gerakan revolusi mental diharapkan bisa mendorong Gerakan Hidup Baru, dalam bentuk:
1. Perombakan cara berfikir, cara kerja, cara hidup, yang merintangi kemajuan.
2. Peningkatan dan pembangunan cara berfikir, cara kerja, dan cara hidup yang baik.
Gerakan Hidup Baru adalah gerakan revolusi mental "untuk menggembleng manusia Indonesia ini menjadi manusia baru, yang berhati putih, berkemauan baja, bersemangat Elang Rajawali. Berjiwa api yang menyala-nyala."
Melalui momentum Peringatan Hari Pahlawan 10 November 2016 yang dilaksanakan dengan berbagai kegiatan, kita dapat mengambil makna yang terkandung di dalamnya dengan meneladani nilai-nilai luhur yang diwariskan kepada kita semua seperti : taqwa kepada Tuhan YME, pantang menyerah, jujur dan adil, percaya kepada kemampuan sendiri serta kerja keras untuk membangun Indonesia yang sejahtera sebagaimana cita-cita para Pahlawan Bangsa. Dengan suatu tekad dan ketulusan untuk bersama-sama saling bahu-membahu dan dilandasi oleh makna dan nilai integritas, etos kerja dan gotong royong, maka saya yakin bangsa Indonesia dapat mengatasi berbagai permasalahan yang melanda, dan dapat menjadi bangsa "Pemenang" mampu bersaing dengan negara dan bangsa lain. Hal ini sejalan dengan Tema Hari Pahlawan 2016 yaitu "Satukan Langkah Untuk Negeri".
Tema ini juga mengandung pesan kepada kita semua untuk bersatu dalam kebersamaan dan kebersamaan dalam persatuan untuk mewujudkan cita-cita negeri yang kita cintai ini.
Pelaksanaan upcara bendera peringatan hari Pahlawan tahun 2016 di Kec. Pajangan berlangsung dengan khidmat. Hingga selesainya upacara berakhir dalam keadaan aman kondusif. (Sihumas Polsek Pajangan).
Album Foto : 10.2-11-2016 Upacara Hari Pahlawan Kec Pajangan Tahun 2016
Humas Polsek Pajangan tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE