Kanit Binmas Polsek Pajangan Iptu Muh. Sugeng dan Bhabinkamtibmas Desa Sendangsari Aiptu Tetepana menghadiri sarasehan Kebudayaan dengan tema "Pemanfaatan Danais Untuk Pengembangan Kawasan Kebudayaan DIY" yang diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan DIY bertempat di Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo Dusun Mangir Tengah RT 04 Sendangsari Pajangan Bantul, Minggu (2/4/2017) jam 14.00 wib
Acara dihadiri oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangku Bumi, DPRD DIY Suharwanto, DPRD Kab. Bantul H. Sapta Sarosa, S. Psi., Camat Pandak Dra. SRI Kayatun (mantan Camat Pajangan), Bambang Marsanto Kasi Sejarah Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Kebudayaan Bantul Joko, Peltu Y. Rasula Koramil 18/Pajangan, Lurah Sendangsari Muhammad Irwan Susanto, S.T., Lurah Guwosari H. Muh. Suharto, HPI ((himpunan Pramuwisata Indonesia), Forkom Pokdarwis se Kab. Bantul, Rumah Gaet Indonesia Bpk. Jos, Payung Hijau Didik dan Bu Minul, Ketua Himpaudi Bantul, Karang Taruna Kab. Bantul Pranasik dan Sulis, Keluarga Mahasiswa Bantul, Sedulur Mangir, Pengurus Pokdarwis Kec. Pajangan, Pamong Desa, Dukuh Sendangsari, tokoh masyarakat dan warga masyarakat Mangir.
Ketua panitia Iwan Purnama, S.Pd dalam sambutannya mengucapan selamat datang kepada GKR Mangku Bumi dan tamu undangan serta terima kasih atas bantuan dari seluruh warga Mangir dan Dinas Kebudayaan DIY dalam mendukung kegiatan ini. Sarasehan ini dilaksanakan oleh Dinas kebudayaan DIY dengan menggunakan dana keistimewaan Yogyakarta, kegiatan dinamakan "Gebyar Seni Pandan Binetot".
Pandan Binetot adalah Klebet yang dibawa oleh abdi dalem dari Bantul ketika sowan ke Kraton. Ciri Khas Klebet Pandan Binetot milik Kabupaten Bantul adalah penggunaan warna khusus berupa Hijau Putih.
Lurah Sendangsari Muhammad Irwan Susanto, S.T. dalam sambutannya mengharapkan agar desanya (Sendangsari) yang saat ini sudah menjadi rintisan Desa Budaya untuk dapat dinaikkan menjadi Desa Budaya menyusul Triwidadi. Berbagai usaha sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Sendangsari dan warga masyarakatnya. "Pembagunan fisik dan fisik di Desa Sendangsari dan Mangir sudah dilaksanakan dengan baik. Usulan pembangunan jalan di Mangir sudah dilakukan melalui Musrebang Kec. Pajangan. Kita tetap menguri-uri melestarikan seni dan Budaya Yogyakarta. Peninggalan sejarah keris tombak dan situs di Sendangsari kita pelihara hingga saat ini. Selain itu upacara adat dan tradis Merti Dusun juga telah dilaksanakan di setiap Dusun", pungkasnya.
Dalam memeriahkan Gebyar Seni Pandan Benetot dilaksanakan pentas Karawitan tirta kencana yang dilakukan oleh anak-anak SD Mangir, Tari Sang Yang Dewi dengan diiringi Gejog Lesung Mangir Wonoboyo seluruhnya dari sanggar Pendopo Mangir Wonoboyo Kasarianta yang dimpin oleh Bpk Sarianta.
Acara puncak berupa sarasehan Budaya dengan nara sumber GKR Mangku Bumi, Bambang Marsanto, Muhammad Irwan Susanto dipandu oleh Moderaor Nur Endah Dosen UNY yang juga warga Mangir.
Dalam sarasehan ini GKR Mangku Bmi menyampaikan pesan dari Sri Sultan Hamenku Buwono X yang menginginkan wilayah Mangir tetap menjaga apa yang ada di kawasan cagar Budaya dan sejarah Mangir Wonoboyo. Beliau menambahkan, hari ini istimewa ulang tahun ke 71 ayahanda Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Warga mMasyarakat Mangir harus benar-benar mengetahui sejarah Ki Ageng Mangir. Syukur dituangkan dengan buku panduan sejarah Mangir untuk menginformasikann sejarah yang benar mengenai Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Banyak sekali cerita dan novel yang isinya tidak benar. Acara ini bisa menjadi momentum mengenai sebenarnya sejarah dan kisahnya Ki Ageng Mangir Wonoboyo dengan Gusti Roro Pembayun. Cerita Gusti Roro Pembayun sebagai ledek saya tidak terima, Gusti pembayun tidak seperti itu.
Saya menggunakan nama Pembayun sudah yang ke Lima, menggunakannya selama 13 tahun sebelum diganti GKR Mangku Bumi. Untuk membangun wilayah ini kita harus meluruskan yang sebenarnya mengenai cerita Ki Ageng Mangir dan hubungannya Dengan Keraton Yogyokarto. Makam Ki Ageng Mangir adanya di Komplek Makam Raja Kotagede. Ki Ageng Mangir sudah diakui oleh Eyang Panembahan Senopati sebagai Mantu.
"Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta karena warga Yogyakarta yang Istimewa dan tetap menjaga serta melestarikan tradisi adat, seni dan budaya Yogyakarta sebagai wujud mendukung Keistimewaan", tutur GKR Mangku Bumi.
Bambang Marsanto dalam kesempatan ini menyampaikan Pemerintah DIY, Keraton Yogyakarta, Paku Alam dan Masyarakat Yogyakarta merupakan empat pilar Kebudayaan DIY. Penguatan seni budaya, adat istiadat, pengembangan Pariwisata yang berbasis budaya oleh warga mangir dan Sendangsari harus terus dijaga dan dilestarikan berikut wisata kulinernya agar Desa Sendangsari segera mendapat predikat Desa Budaya.
Muhammad Irwan Susanto dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa Desa Sendangsari sudah terbentuk pengurus Desa Budaya. Kita akan mengadakan pentaskan seni budaya yang dimiliki Desa Sendangsari sebagai implementasi terbentuknya pengurus Desa Budaya Sendangsari .
"Kami berharap adanya bantuan dari Dinas Pariwisata maupun Kebudayaan Kab. Bantul dan DIY untuk mendukung kami dalam memperoleh predikat Desa Budaya. Hubungan baik Mangir Wonoboyo yang merupakan bagian dari sejarah dan wilayah Keraton Yogyakarta dapat terjalin dengan baik dan ditingkatkan sehingga anggapan masyarakat ada sesuatunya antara Mangir dan Keraton Yogyakarta bisa dihilangkan", tutur Muhammad Irwan..
Dalam sesi tanya jawab disampaikan keinginan dari tokoh masyarakat Mangir yang menginginkan wilayah Mangir Wonoboyo sebagai Desa Tertua dan Desa Pusaka dijadikan Istimewa dan mendapat perhatian khusus dari pihak Keraton. Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan pendiri Mataram serta Keraton Yogyakarta masih merupakan satu keturunan dari Kerajaan Majapahit Prabu Brawijaya V. "Kita tetap mendukung Pemerintahan Kraton Yogyakarta", ujar Bpk Bisri slah seorang tokoh masyarakat Mangir Wonoboyo.
Acara sarasehan kali ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh Ketua Pokdarwis Mangir yang juga Carik Desa Sendangsari Zuhri Saren Satrio, S.Sos. berupa jam dinding dari kayu buatan anak Mangir dan pohon Mangir. Tokoh masyarakat, pemuda pemudi Mangir dan tamu undangan melakukan foto bersama dengan Gusti Kanjeng Ratu Mangku Bumi.
Seluruh acara Sarasehan Kebudayaan di Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo berjalan lancara aman dan tertib. Polsek Pajangan, Koramil Pajangan, Linmas Desa Sendangsari dan FKPM Desa Sendangsari mengamankan kegiatan hingga pari puran. (Sihumas Polsek Pajangan).
Link Album foto tidak tampil, silahkan buka posting ini dengan Chrome:
1. 1100D 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
2. D5200 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
3. 600D 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
Acara dihadiri oleh Gusti Kanjeng Ratu (GKR) Mangku Bumi, DPRD DIY Suharwanto, DPRD Kab. Bantul H. Sapta Sarosa, S. Psi., Camat Pandak Dra. SRI Kayatun (mantan Camat Pajangan), Bambang Marsanto Kasi Sejarah Dinas Kebudayaan DIY, Dinas Kebudayaan Bantul Joko, Peltu Y. Rasula Koramil 18/Pajangan, Lurah Sendangsari Muhammad Irwan Susanto, S.T., Lurah Guwosari H. Muh. Suharto, HPI ((himpunan Pramuwisata Indonesia), Forkom Pokdarwis se Kab. Bantul, Rumah Gaet Indonesia Bpk. Jos, Payung Hijau Didik dan Bu Minul, Ketua Himpaudi Bantul, Karang Taruna Kab. Bantul Pranasik dan Sulis, Keluarga Mahasiswa Bantul, Sedulur Mangir, Pengurus Pokdarwis Kec. Pajangan, Pamong Desa, Dukuh Sendangsari, tokoh masyarakat dan warga masyarakat Mangir.
Ketua panitia Iwan Purnama, S.Pd dalam sambutannya mengucapan selamat datang kepada GKR Mangku Bumi dan tamu undangan serta terima kasih atas bantuan dari seluruh warga Mangir dan Dinas Kebudayaan DIY dalam mendukung kegiatan ini. Sarasehan ini dilaksanakan oleh Dinas kebudayaan DIY dengan menggunakan dana keistimewaan Yogyakarta, kegiatan dinamakan "Gebyar Seni Pandan Binetot".
Pandan Binetot adalah Klebet yang dibawa oleh abdi dalem dari Bantul ketika sowan ke Kraton. Ciri Khas Klebet Pandan Binetot milik Kabupaten Bantul adalah penggunaan warna khusus berupa Hijau Putih.
Lurah Sendangsari Muhammad Irwan Susanto, S.T. dalam sambutannya mengharapkan agar desanya (Sendangsari) yang saat ini sudah menjadi rintisan Desa Budaya untuk dapat dinaikkan menjadi Desa Budaya menyusul Triwidadi. Berbagai usaha sudah dilaksanakan oleh Pemerintah Desa Sendangsari dan warga masyarakatnya. "Pembagunan fisik dan fisik di Desa Sendangsari dan Mangir sudah dilaksanakan dengan baik. Usulan pembangunan jalan di Mangir sudah dilakukan melalui Musrebang Kec. Pajangan. Kita tetap menguri-uri melestarikan seni dan Budaya Yogyakarta. Peninggalan sejarah keris tombak dan situs di Sendangsari kita pelihara hingga saat ini. Selain itu upacara adat dan tradis Merti Dusun juga telah dilaksanakan di setiap Dusun", pungkasnya.
Dalam memeriahkan Gebyar Seni Pandan Benetot dilaksanakan pentas Karawitan tirta kencana yang dilakukan oleh anak-anak SD Mangir, Tari Sang Yang Dewi dengan diiringi Gejog Lesung Mangir Wonoboyo seluruhnya dari sanggar Pendopo Mangir Wonoboyo Kasarianta yang dimpin oleh Bpk Sarianta.
Acara puncak berupa sarasehan Budaya dengan nara sumber GKR Mangku Bumi, Bambang Marsanto, Muhammad Irwan Susanto dipandu oleh Moderaor Nur Endah Dosen UNY yang juga warga Mangir.
Dalam sarasehan ini GKR Mangku Bmi menyampaikan pesan dari Sri Sultan Hamenku Buwono X yang menginginkan wilayah Mangir tetap menjaga apa yang ada di kawasan cagar Budaya dan sejarah Mangir Wonoboyo. Beliau menambahkan, hari ini istimewa ulang tahun ke 71 ayahanda Sri Sultan Hamengku Buwono X.
Warga mMasyarakat Mangir harus benar-benar mengetahui sejarah Ki Ageng Mangir. Syukur dituangkan dengan buku panduan sejarah Mangir untuk menginformasikann sejarah yang benar mengenai Ki Ageng Mangir Wonoboyo.
Banyak sekali cerita dan novel yang isinya tidak benar. Acara ini bisa menjadi momentum mengenai sebenarnya sejarah dan kisahnya Ki Ageng Mangir Wonoboyo dengan Gusti Roro Pembayun. Cerita Gusti Roro Pembayun sebagai ledek saya tidak terima, Gusti pembayun tidak seperti itu.
Saya menggunakan nama Pembayun sudah yang ke Lima, menggunakannya selama 13 tahun sebelum diganti GKR Mangku Bumi. Untuk membangun wilayah ini kita harus meluruskan yang sebenarnya mengenai cerita Ki Ageng Mangir dan hubungannya Dengan Keraton Yogyokarto. Makam Ki Ageng Mangir adanya di Komplek Makam Raja Kotagede. Ki Ageng Mangir sudah diakui oleh Eyang Panembahan Senopati sebagai Mantu.
"Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta karena warga Yogyakarta yang Istimewa dan tetap menjaga serta melestarikan tradisi adat, seni dan budaya Yogyakarta sebagai wujud mendukung Keistimewaan", tutur GKR Mangku Bumi.
Bambang Marsanto dalam kesempatan ini menyampaikan Pemerintah DIY, Keraton Yogyakarta, Paku Alam dan Masyarakat Yogyakarta merupakan empat pilar Kebudayaan DIY. Penguatan seni budaya, adat istiadat, pengembangan Pariwisata yang berbasis budaya oleh warga mangir dan Sendangsari harus terus dijaga dan dilestarikan berikut wisata kulinernya agar Desa Sendangsari segera mendapat predikat Desa Budaya.
Muhammad Irwan Susanto dalam kesempatan ini menjelaskan bahwa Desa Sendangsari sudah terbentuk pengurus Desa Budaya. Kita akan mengadakan pentaskan seni budaya yang dimiliki Desa Sendangsari sebagai implementasi terbentuknya pengurus Desa Budaya Sendangsari .
"Kami berharap adanya bantuan dari Dinas Pariwisata maupun Kebudayaan Kab. Bantul dan DIY untuk mendukung kami dalam memperoleh predikat Desa Budaya. Hubungan baik Mangir Wonoboyo yang merupakan bagian dari sejarah dan wilayah Keraton Yogyakarta dapat terjalin dengan baik dan ditingkatkan sehingga anggapan masyarakat ada sesuatunya antara Mangir dan Keraton Yogyakarta bisa dihilangkan", tutur Muhammad Irwan..
Dalam sesi tanya jawab disampaikan keinginan dari tokoh masyarakat Mangir yang menginginkan wilayah Mangir Wonoboyo sebagai Desa Tertua dan Desa Pusaka dijadikan Istimewa dan mendapat perhatian khusus dari pihak Keraton. Ki Ageng Mangir Wonoboyo dan pendiri Mataram serta Keraton Yogyakarta masih merupakan satu keturunan dari Kerajaan Majapahit Prabu Brawijaya V. "Kita tetap mendukung Pemerintahan Kraton Yogyakarta", ujar Bpk Bisri slah seorang tokoh masyarakat Mangir Wonoboyo.
Acara sarasehan kali ini ditutup dengan pemberian kenang-kenangan oleh Ketua Pokdarwis Mangir yang juga Carik Desa Sendangsari Zuhri Saren Satrio, S.Sos. berupa jam dinding dari kayu buatan anak Mangir dan pohon Mangir. Tokoh masyarakat, pemuda pemudi Mangir dan tamu undangan melakukan foto bersama dengan Gusti Kanjeng Ratu Mangku Bumi.
Seluruh acara Sarasehan Kebudayaan di Petilasan Ki Ageng Mangir Wonoboyo berjalan lancara aman dan tertib. Polsek Pajangan, Koramil Pajangan, Linmas Desa Sendangsari dan FKPM Desa Sendangsari mengamankan kegiatan hingga pari puran. (Sihumas Polsek Pajangan).
Link Album foto tidak tampil, silahkan buka posting ini dengan Chrome:
1. 1100D 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
2. D5200 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
3. 600D 2.2-4-2017 Sarasehan Budaya Bersama GKR Mangku Bumi Di Petilasan Mangir Wonoboyo Sendangsari Pajangan
Humas Polsek Pajangan tidak bertanggung jawab atas isi komentar yang ditulis. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE